Indramayu – Senin, 19 Mei 2025, halaman Masjid Ulul Albab MAN 1 Indramayu dipenuhi dengan semangat kreatif para siswa kelas X dan XI. Mereka antusias mengikuti kegiatan Praktik Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5RA) dengan tema “Kearifan Lokal” yang berfokus pada seni membatik. Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan menuju Expo P5RA yang akan digelar pada Jumat, 23 Mei 2025.

Siswa kelas X mencoba mengeksplorasi teknik shibori, sebuah metode pewarnaan kain tradisional asal Jepang yang melibatkan proses melipat, mengikat, atau menjahit kain untuk menciptakan pola unik. Di sisi lain, siswa kelas XI berkreasi dengan teknik ecoprint, yang memanfaatkan bahan alami seperti daun, bunga, dan ranting untuk mentransfer pola ke kain melalui proses pengukusan.

Koordinator P5RA, Ibu Mahmudah, M.Pd, bersama para koordinator fase, mendampingi para siswa dalam setiap langkah proses kreatif ini. Kehadiran mereka tidak hanya memastikan teknik yang digunakan sesuai prosedur, tetapi juga memberikan wawasan mendalam mengenai nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam seni batik. Dalam sambutannya, Kepala Madrasah Drs. Wahyudin, M.Ag, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai wujud pelestarian budaya dan penguatan identitas lokal.

“Batik adalah warisan budaya yang harus kita lestarikan. Dengan memadukan kreativitas dan nilai-nilai tradisional, siswa tidak hanya belajar tentang teknik membatik, tetapi juga mengenal lebih dalam tentang kekayaan budaya bangsa,” ujar Drs. Wahyudin.

Selama kegiatan, suasana penuh keceriaan terlihat dari interaksi antara siswa dan para pembimbing. Siswa kelas X dengan hati-hati melipat dan mengikat kain sebelum mencelupkannya ke dalam larutan pewarna. Sementara itu, siswa kelas XI memilih dedaunan dengan teliti, memastikan bentuk dan pola yang diinginkan sesuai dengan kreasi mereka.

Hasil akhir dari kedua teknik tersebut menunjukkan keberagaman dan kreativitas yang luar biasa. Teknik shibori menghasilkan pola-pola geometris yang penuh warna, sedangkan teknik ecoprint memperlihatkan keindahan alami yang terpancar dari motif-motif tumbuhan.

Selain menjadi ajang pembelajaran, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kebanggaan terhadap budaya lokal. Hasil karya siswa nantinya akan dipamerkan dalam Expo P5RA sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha mereka.

“Kami sangat bangga dengan hasil kerja keras siswa. Expo P5RA nanti akan menjadi momen penting untuk menunjukkan bahwa pelajar MAN 1 Indramayu mampu mengangkat kearifan lokal ke tingkat yang lebih tinggi,” ungkap Ibu Mahmudah.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, MAN 1 Indramayu tidak hanya berhasil mengintegrasikan pembelajaran dengan pelestarian budaya, tetapi juga memberikan pengalaman bermakna yang membekas di hati para siswa. Membatik bukan sekadar praktik seni, tetapi juga sarana untuk merajut identitas dan kebanggaan sebagai generasi penerus budaya bangsa.

Lutfiyah Rahma