Dalam penelitian OPSI, Siswi MAN 1 Indramayu mengangkat budaya Ngarot Desa Lelea Indramayu

(MAN 1 Indramayu) – Dalam rangka kegiatan penelitian di bidang sosial-ekonomi pada ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2023, dua orang siswi MAN 1 Indramayu mengangkat budaya Ngarot Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu. Keduanya adalah Tika Eni dan Melisa yang merupakan siswi kelas XII IPA 2 MAN 1 Indramayu.

Demi kebutuhan lanjutan penelitian tersebut, kedua siswi tersebut dengan didampingi guru pembimbingnya, Hj. Junita Nugrahandini, S.Pd., M.E.Sy., langsung mengunjungi Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu pada hari Senin (21/08/2023) lalu pukul 07.00 WIB untuk mengumpulkan data dengan cara menyebarkan angket kepada masyarakat desa Lelea serta pengumpulan bukti fisik lainnya. Kedatangan Tika Eni dan Melisa tersebut, diterima dengan sangat baik oleh Kepala Desa Lelea beserta para perangkat desa lainnya. Semuanya mendukung memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh Tika dan Melisa.

Sebelumnya, pada tahap pertama Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tersebut, Tika Eni dan Melisa mengajukan proposal penelitian terlebih dahulu dengan mengusung tema “Nilai Kebersamaan dan Peningkatan Nilai Ekonomi Desa yang Menjadikan Ngarot Pantas sebagai Ikon Desa Lelea” pada bulan Maret 2023 lalu. Dan proposal penelitian tersebut berhasil lolos dan berhak untuk mengikuti tahap selanjutnya.

Budaya Ngarot itu sendiri merupakan upacara adat masyarakat Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu yang dirintis oleh Ki Buyut Kapol sebagai ucapan syukur terhadap datangnya musim tanam. Masyarakat Lelea selalu melaksanakan upacara adat ini khusus pada hari Rabu minggu ketiga bulan Desember, dimana hari Rabu dianggap keramat. Tradisi ini hanya diikuti para pemuda-pemudi yang masih perawan dan perjaka dengan menggunakan pakaian adat untuk diberi tugas bertani.

Para remaja putri akan didandani menggunakan kebaya berselendang lengkap dengan aksesorisnya seperti hiasan rambut dari rangkaian bunga-bunga segar di kepala juga perhiasan seperti kalung, gelang, cincin, peniti dan bros dari emas, sedangkan para remaja putra menggunakan baju komboran dengan celana gombrang beserta ikat kepala. Para remaja tersebut akan diarak mengelilingi kampung diiringi musik khas daerah Indramayu. Setelah arak-arakan keliling kampung, semuanya menuju balai Desa Lelea untuk mengikuti upacara inti dengan disambut tarian Topeng, Ketuk, Ketuk Tilu. Tujuan dari budaya Ngarot ini adalah untuk membina pergaulan yang sehat, agar saling mengenal, saling menyesuaikan sikap, kehendak, tingkah laku, yang sesuai dengan adat budaya.

Kepala MAN 1 Indramayu, Drs. Wahyudin, M.Ag., menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan oleh kedua siswi MAN 1 Indramayu tersebut.

“Sebagai madrasah yang berbasis Riset, MAN 1 Indramayu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para siswa untuk mengadakan berbagai penelitian di bidang apapun, membuat karya tulis ilmiah dan lain sebagainya yang berbasis riset dan penelitian dengan didampingi oleh para guru yang sudah ditunjuk oleh Bidang Akademik dan di-SK-kan sebagai guru pembimbing Riset dan Penelitian. Dengan begitu diharapkan para siswa akan lebih termotivasi dan fokus mengembangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk penelitian riset dan karya tulis ilmiah. Dan kami sangat mendukung segala jenis kegiatan penelitian dan riset yang bisa mengangkat nama MAN 1 Indramayu di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional,” ujarnya.

Sebagai guru pembimbing, Hj. Junita Nugrahandini merasa bangga atas kreatifitas Tika Eni dan Melisa.

“Sebagai guru pembimbing, saya merasa bangga dengan kreatifitas Tika Eni dan Melisa, dan saya semakin termotivasi dan semangat untuk membimbing keduanya di saat proposal penelitian pertama mereka dinyatakan lolos. Ini adalah pengalaman pertama mereka melakukan penelitian dan riset di bidang sosial-ekonomi serta menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah. Namun mereka begitu antusias untuk melakukan kegiatan penelitian tersebut. Pengalaman ini akan memberikan pembelajaran yang sangat berarti untuk mereka berdua di masa mendatang,” ungkapnya dengan penuh rasa bangga.

Penulis : Heni Wahyu Wardani

Kontributor : Hj. Junita Nugrahandini